Selasa, 15 Mei 2012

Situs Bank di Indonesia Sangat Rawan Hacker


Hangat melintas di benak kita, saat KlikBCA.com sukses diplesetkan orang bernama Steven Haryanto yang berhasil "membelokkan" pengunjung situs itu ke miliknya yang memiliki nama mirip. Menyusul itu, ada pakar yang mengatakan kalau situs - situs perbankan kita ternyata memang masih rawan hacker. Apa sebabnya ?
   Seperti dikatakan pengamat internet Onno W. Purbo, ada beberapa bank yang sempat dia amati dan beberapa diantaranya tidak terlalu aman. Situs - situs bank yang sempat ia amati adalah BI, BII, BNI, BCA, dan Bank Mandiri. "Dari kelima bank tersebut, BCA yang paling aman", kata Onno tanpa bermaksud promosi.
    Situs - situs tersebut, kata Onno, sebetulnya hanya memberi informasi pada masyarakat tentang bank yang bersangkutan. "Sebetulnya itu hanya situs informasi, tetapi kalau hacker masuk dan mereka mengubah informasi tersebut, maka hasilnya juga akan tetap merugikan", kata Onno. Sebetulnya kata Onno, keamanan situs ini juga sangat berkaitan dengan teknologi yang digunakan. Kalau teknologinya bagus, maka situs tersebut akan lebih aman.
    Demi menguji keamanan situs tersebut, kata Onno, bank - bank bisa minta tolong pada hacker untuk mengujinya. "Kalau ternyata situs tersebut tidak bisa ditembus oleh hacker, maka situs tersebut aman", tegas Onno.
    Mengenai posisi hacker di Indonesia, Onno mengatakan, komunitas hacker di Indonesia sebetulnya cukup kuat. Para hacker ini biasanya mulai iseng bila mereka merasa kecewa dengan sesuatu. Misalnya, sebel sama Telkom, maka mereka mengganggu Telkom. Tetapi kadang - kadang para hacker ini juga menyerang luar negeri, seperti pada saat jajak pendapat di TimTim, hacker Indonesia "perang" dengan hacker Portugal.
    Sedangkan mengenai teknologi internet banking, Onno mengatakan, biasanya mereka menggunakan Secure Socker Layer (SSL) sehingga relatif lebih aman. Bank yang menggunakan layanan internet banking, biasanya memberikan fasilitas yang memungkinkan password atau PIN untuk internet banking berubah - ubah terus setiap kali digunakan. "Dengan demikian kalaupun password atau PIN tersebut tercuri, tidak akan bisa digunakan untuk transaksi online", jelas Onno.
Bank Dunia Diancam
    Selain CIA menyatakan angkat tangan melawan hacker jika tak ada campur tangan pemerintah, Bank Dunia sebagai penyelenggara keuangan dunia, menyatakan kegusarannya pula dengan polah tingkah para hacker ini.
    Demo dan protes keras, kini tak mesti harus dilakukan secara fisik. Bank Dunia adalah salah satu lembaga dunia yang mendapat ancaman 'demo' online dari banyak aktivis. Akibatnya, mereka menunda konfrensi online untuk waktu tak ditentukan. Adalah mereka yang menentang globalisasi, yang mengancam akan mengganggu proses jalannya diselenggarakan konferensi online, yang akan diselenggarakan organisasi bermarkas di Washington DC itu. Tema utamanya soal globalisasi dan kemiskinan.
    Konferensi yang akan dipusatkan di Barcelona dan bisa diikuti secara online ke seluruh dunia itu, semula akan digelar Minggu depan. Acara itu mengelar seni interaktif, yang memungkinkan masyarakat untuk mengumpulkan pertanyaan via e-mail kepada presenter.
CIA pun Tak Kuasa
    Meskipun segala daya upaya intelijen telah ditingkatkan secara signifikan untuk menghadapi persoalan kejahatan komputer, tetap saja CIA tidak mampu mengatasinya. Pasalnya, para penyerang terus - menerus mengembangkan teknik dan alat baru yang lebih cepat ketimbang kemampuan CIA. Hal tersebut disampaikan oleh Lawrence K. Gershwin, penasehat utama CIA bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
    Dinyatakan pula oleh dia kepada Joint Economic Comittee (JEE), sejauh ini hacker individual tidak memiliki keahlian ataupun motivasi untuk melakukan serangan utama ke infrastruktur AS, semisal sistem telepon atau network keuangan. "Dengan model teroris yang ingin hasil cepat dan dapat diprediksikan, mereka akan tetap dengan model - model serangan sebelumnya dan akan dapat diramalkan ke depannya oleh CIA", ujarnya.

0 komentar:

Posting Komentar